KENAKALAN SEBAGAI PRILAKU
MENYIMPANG
HUBUNGAN SEX DILUAR NIKAH
( KEHIDUPAN BEBAS ANAK KOS )
OLEH
:
( )
( )
2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
1.2.Rumusan
Masalah
1.3.Tujuan
dan Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pembahasan
2.2.Hasil
penelitian tentang kenakalan remaja sebagai salah satu prilaku
menyimpang hubungan sex di luar
nikah
2.3.Cara
penanggulangan
BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan
3.2. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Proses sosialisasi terjadi dalam
kehidupan sehari – hari melalui iteraksi social dengan menggunakan media atau
lingkungan social tertentu. Oleh sebab itu. Kondisi kehidupan lingkungan tersebut
akan sangat mewarnai dan mempengaruhi input dan pengetahuan yang diserap.
Sutherland dalam (Eitzen, 1986) beranggapan bahwa seorang belajar untuk menjadi
criminal melalui interaksi. Apabila lingkungan interaksi cenderung devian, maka
seseorang akan mempunyai kemungkinan besar untuk belajar tentang teknik dan
nilai – nilai devian yang pada gilirannya akan memungkinkan untuk menumbuhkan
tindakan criminal.
Kartini Kartono (1088 : 93)
mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat social.
Menurut bentuknya, Sanarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga
tingkatan ; (1) kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, suka
membolos sekolah, pergi dari (2) kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan
kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa
izin (3) kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks
diluar nikah, perkosaan dll. Kategori yang dijadikan ukuran kenakalan remaja
dalam penelitian kali ini adalah hubungan sekz diluar nikah, yang ditekankan
pada kehidupan bebas anak kos yang berakibat pada suatu penyimpangan.
1.2.Rumusan
Masalah
Mengapa kenakalan ini bisa terjadi
?
1.3.Tujuan
Penelitian
·
Untuk menjelaskan prilaku menyimpang
yang berhubungan dengan sex diluar nikah mahasiswa.
·
Menjelaskan faktor – faktor yang
mempengaruhi menyimpang para mahasiswa
Manfaat Penelitian
·
Untuk mengetahui secara lebih mendalam
hal –hal yang berkaitan dari prilaku hubungan sex diluar nikah
·
Untuk mencegah preventif perbuatan
prilaku mrnyimpang dikalangan mahasiswa.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.Pembahasan
Masalah social yang dikategorikan
dalam prilaku menyimpang hubungan sex diluar nikah diantaranya adalah kenakalan
remaja. Konsep kenakalan remaja pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada
suatu bentuk prilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma – norma yang hidup
di dalam masyarakat salah satunya materi pornografi. Untuk mengetahui tentang
latar belakang kenakalan remaja dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu
pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan individual, individu
sebagai satuan pengamatan sekaligus sumber masalah. Untuk pendekatan sistem ,
individu sebagai satuan pengamatan sedangkan sistem sebai sumber masalah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa ternyata pada
hubungan negative antara kenakalan remaja dengan keberfungsian keluarga. Di
samping itu penggunaan waktu luang yang tidak terarah merupakan sebab yang
sangat dominan bagi remaja untuk melakukan prilaku menyimpang.
2.2.Hasil
penelitian tentang kenakalan remaja sebagai salah satu prilaku menyimpang
hubungan sex di luar nikah
Berdasarkan data di lapangan dapat
disajikan hasil penelitian tentang kenakalan remaja sebagai salah satu prilaku
menyimpang hubungannya sex diluar nikah.
a.
Hubungan antara jenis kelamin dengan
tingkat kenakalan
Salah
satu hubungan variabel yang disajikan disini adalah hubungan jenis kelamin
dengan tingkat kenakalan. Hal ini umtuk mengetahui apakah anak laki – laki
lebih nakal dari anak perempuan atau probalitasnya sama. Berdasarkan kenyataan
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar yang melakukan kenakalan khusus adalah anak perempuan kira – kira ( 63,3%).
Dengan demikian maka nak laki – laki kecenderungannya akan melakukan kenakalan
yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan lebih dibandingkan dengan anak perempuan
melakukan hubungan sex, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan untuk melakukan
kanakalan khusus ataupun jenis kenakalan lainnya adalah mereka yang tidak
sibuk, atau banyak waktu luang yang tidak dimanfaatkan untuk kegiatan positif
atau memang anaknya bandel (bawaan orok) sudah menjadi hal biasa bagi mereka.
b.
Hubungan Antara Kenakalan Dengan
Lingkungan
Diantaranya
adalah kemampuan berfungsi sosial secara positif dan adaprif bagi lingkungan
yaitu jika berhasil dalam melaksanakan tugas – tugas kehidupan, peranan, dan
fungsinya serta mampu memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian faktor yang kuat
adalah seperti yang disebutkan di atas, yaitu adanya waktu luang yang tidak
dimanfaatkan untuk kegiatan positif, dan adanya pengaruh buruk dalam
sosialisasi dengan teman bermainya atau factor lingkungan social yang besar
pengaruhnya buat mahasiswa.
Artinya
di lokasi penelitian kenakalan remaja yang dilakukan bukan karena rendahnya
pengetahuan mereka, karena disemua
tingkat pendidikan proporsi untuk melakukan kenakalan sama kesempatannya.
c.
Hubungan antara pekerjaan orang tuanya
dengan kenakalan anak serta hubungan dalam keluarga.
Untuk
mengetahui apakah kenakalan juga ada hubungannya dengan pekerjaan orang tuanya,
artinya tingkat pemenuhan kebutuhan hidup. Karena pekerjaan orang tua dapat
dijadikan ukuran kemampuan ekonomi, guna memenuhi kebutuhan keluarganya.
Keadaan yang demikian karena mungkin untuk memenuhi kebutuhan keluarganya,
sehingga kurang ada perhatian pada sosialisasi penanaman nilai dan norma –
norma sosial kepada anak – anaknya. Akibat dari semua itu maka anak – anaknya
lebih tersosialisasi oleh kelompoknya yang kurang mengarahkan pada kehidupan
yang normative. Ataupun kedisplinan yang diterapkan serta nilai – nilai yang
disosialisasikan .
d.
Hubungan antara kehidupan beragama
dengan tingkat kenakalan
Sebagai
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta ( UMS ) sudah tentu [orsinya lebih
berbobot. Sebab mahasiswa yang menjalankan kewajiban agama secara baik, berarti
mereka akan menanamkan nilai – nilai dan norma yang baik. Artinya secara
teoritis bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta ( UMS ) tentu yang
menjalankan kewajiban agamanya secara baik. Hal ini berarti bahwa bagi
mahasiswa UMS yang taat menjalankan kewajiban agamanya kecil kemungkinan untuk
melakukan kenakalan, baik kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan
kejahatan maupun kenakalan, demikian juga sebaliknya.
e.
Pernah tidaknya responden ditahan dan
dihukum hubungannya dengan keutuhan struktur dan interaksi yang lebih
dilakukan, serta ketaatan dalam menjalankan kewajiab beragama
Artinya
bahwa ketaatan beragama sebagai mahasiswa UMS dan di ruang lingkup UMS belum menjamin untuk bebas dari
kenakalan dan penyimpangan yaitu seperti hubungan sex diluar nikah dan materi
pornografi. Untuk masalah pernah dihukum atau ditahan responden menjawab belum
dan jangan sampai hal tersebut terjadi. Tapi rencananya nanti dia akan
berbobot.
Menurut
saya masalah tersebut hanya bagian segelintir dari kejahatan lain yang luar
biasa hebohnya seperti koruosi dibandingkan materi pornografi yang dilakukan
mahasiswa dan bukan untuk di expose, karena semua orang sudah tahu apalagi
dikalangan mahasiswa yang mayoritas pasti sudah mengerti, cukup dan tidak
menjadi tabu’ lagi.
2.3.Cara
Penanggulangan
Adapun hal – hal yang bisa
dilakukan untuk memperkecil kenakalan remaja yang perlu diperhatikan yaitu
meningkatkan keberfungsian sosial keluarga melalui keluarga malalui program –
program kesejahteraan sosial yang berpotensi pada keluarga yang dapat
memberikan tatanan nilai – nilai dan moral dan pembangunan sosial yang
programnya sangat berguna bagi pengembangan mahasiswa secara keseluruhan
disamping itu untuk memperkecil prilaku menyimpang mahasiswa dengan memberikan
program – program untuk mengisi waktu luang.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Kenakalan remaja dalam
studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam prilaku menyimpang. Hubungan
Sex Diluar Nikah dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi
karena terdapat penyimpangan prilaku dari berbagai aturan – aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial
yang berlaku. Hal yang relevan untuk memahami bentuk prilaku tersebut, adalah
mengapa seseorang melakukan penyimpangan, sedangkan ia tahu apa yang dilakukan
melanggar aturan.
Ketidak berhasilan
belajar sosial atau “kesalahan” dalam berinteraksi dari transaksi sosial
tersebut dapat termanifestasikan dalam beberapa hal.
Tatanan nilai nilai dan
moral sedang dan telah mengalami perubahan yang sangat pesat meluncur kencang
kearah kehancuran fisik dan jiwa kita yang luar biasa.
Bagi setiap informasi
yang masuk, otak membuat jaringan tentang informasi tersebut. Bila informasi
tersebut masuk berulang – ulang, maka jaringan yang terbentuk menjadi sangan
tebal. Salah satunya adalah Efek Ponografi seperti Kecanduan Kokain Efek
pornografi pada otak dinamakan tixic, yang berefek setara ketagihan kokain.
Ditengarai banyak hal dalam factor lingkungan.
Terkait dengan
pornografi berserak di internet, membuat kecanduan gambar syur teramat sulit
dihentikan ditambah Prases sosialisasi dengan menggunakan media atau lingkungan
sosial tertentu. Oleh sebab itu, kondisi kehidupan lingkungan tersebut akan
sangat mewarnai input dan pengetahuan yang diserap.
Sebagian orang
berpaling ke pornografi karena keintiman dalam sebuah hubungan sama sulitnya
dengan mempertahankan hubungan itu sendiri. Karena itu kemudian menyisihkannya
untuk dinikmati secara rahasia. Selain itu, dengan semakin mandirinya
seseorang, ternyata member pengaruh terhadap sebuah hubungan sosial. Para pria,
kata Dr Weston, lebih mudah terangsang hanya dengan imajinasi. Karena itu
sampai kapanpun pornografi tidak akan pernah bisa dihentikan.
3.2.
Saran
-
Dengan kemajuan teknologi yang begitu
pesat perlu sekali pemahaman pemakaian, sebagai seorang pelajar gunakan
teknologi untuk keperluan belajar jangan untuk hal – hal yang negatif.
-
Setiap keluarga harus bisa memberikan
pedoman sejak dini mengenai sex kepada anaknya agar mereka tau akibat dari sex
bebas yang merusak masa depan.
DAFTAR
PUSTAKA
Gunarsa Singgih D at al, 1988, Psikologi Remaja, BPK
Gunung Mulya, Jakarta
Kartini Kartono, 1986, Psikologi Sosial 2, Kenakalan
Remaja, Rajawali, Jakarta
Nazir, Moh, 1985, Metode Penelitian, Ghalia
Indonesia, Jakarta
Soerjono Soekarto, 1988, Sosiology Penyimpangan,
Rajawali, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar